Metering Saat Menggunakan Flash

UPDATE : Tulisan ini saya posting setelah sadar dari ingatan saya saat dulu ikut bantu ayah tiri saya motret wedding menggunakan kamera nikon analog dan flash metz kalo tidak salah, beliau berkata, "arahkan saja flashnya agak ke atas mempelai, nanti tinggal rubah diafragmanya saja untuk menambah dan mengurangi cahayanya" dan sekarang baru ngeh konsepnya kenapa bisa begitu :D.


Sebelum melanjutkan pokok bahasan "bagian 2" yang merupakan kelanjutan dari topik :

Konsep Dasar Tentang Flash GN - Guide Number (bagian 1)
atau dapat dibaca disini dan atau disini.

Saya akan memberikan beberapa aturan penting yang musti diingat pula saat bermain dengan lighting.

Ok langsung aja to the point ya, saya akan memberikan sedikit ulasan tentang aturan penting Metering saat menggunakan Flash. Karena saya yakin masih banyak yang bingung saat menggunakan flash, bagaimana mengatur power agar exposure yang didapat sesuai dengan yang diharapkan.

KEY :
1. Saat menggunakan FLASH, untuk merubah EXPOSURE FLASH, cukup merubah APERTURE. (foreground dan background akan berubah pula)
2. Merubah Shutter Speed akan merubah EXPOSURE pada ambient light. (background akan berubah)

Kenapa hanya 2 aturan pokok diatas? ok lanjut!. Cahaya FLASH bersifat konstant, tidak berpengaruh terhadap nilai dari shutter speed, tidak seperti AMBIENT light dimana akan terus mengenai sensor kamera saat jendela rana (shutter) terbuka. Saat flash memancarkan cahaya, sifatnya hanya sekejab saja. Namun jangan lupa, bahwa ada batasan pada MAX SYNCH SPEED (lihat manual kamera anda, rata-rata memiliki max synch speed antara 1/200 s/d 1/250). Jadi, nilai shutter speed dapat dirubah-rubah sesukanya, namun exposure flash akan tetap sama karena ya itu tadi, sekali lagi karena flash sifatnya hanya sekejab, selama kecepatan shutter tidak melebihi kecepatan Flash burst speed, alias pakai nilai di max synch speed kamera anda.

Bila dipraktekkan, paling mudah, set shutter pada nilai max synch speed kamera anda, misal saja set di 1/200, dan gunakan nila aperture misal F5.6. Sebagai permulaan, set power dari flash pada posisi 1/4 atau 1/8. atur jarak flash dengan obyek. lalu shoot!. bila flash terlalu over mengenai obyek, naikan nilai aperture menjadi F7.1 dan seterusnya sampai anda mendapatkan exposure flash yang pas saat mengenai obyek. Seiring dengan menaikkan nilai aperture perhatikan bahwa background akan semakin gelap pula. Sekarang turunkan atau perlambat shutter speed, misal menjadi 1/100 atau 1/60, background dan ambient light akan semakin terang bukan? dan area shadow juga sedikit terang karena area shadow yang tidak terkena flash ikut terangkat dikarenakan terkena ambient light. tinggal atur saja, shutter speed berapa untuk mendapatkan hasil foto yang diharapkan.

Agar lebih jelas lagi, berikut saya berikan ilustrasi gambar yang baru saja saya jepret di depan halaman rumah :D Menggunakan Nikon D80, AFD 50mm/1.8, ISO 100, WB 5300K, dengan peletakan flash seperti dibawah.


Jarak Flash ke subject kurang lebih 1.25 - 1.5 meter arah jam 8 (dari kamera). Power Flash 1/4 menggunakan SB-26 plus shottrough umbrella. dengan menggunakan umbrella, power flash yang mengenai subject jadi turun beberapa stop.


Gambar diatas, menunjukkan perubahan yang dilakukan pada Aperture saja, sedangkan nilai Speed konstant, menggunakan ISO 100. Kalo mata saya melihat, pada posisi F5.6, exposure flash sudah pas, namun background lebih gelap dari yang saya harapkan, maka....


Gambar diatas, menunjukkan perubahan yang dilakukan pada Shutter Speed saja, sedangkan nilai Aperture konstant. Dengan memperlambat shutter speed dapat mengangkat ambient light sampai batas yang diinginkan, selama subject masih terlihat dimensinya (area highlight dan shadow).

Ok selamat ber-eksperiment dan mencobanya, jangan lupa bila mampir ke surabaya untuk motret atau mengadakan event strobist... ajak saya yach ;)

Comments

Anonymous said…
"arahkan saja flashnya agak ke atas mempelai, nanti tinggal rubah diafragmanya saja untuk menambah dan mengurangi cahayanya" ...

karena umumnya flash syncro kamera analog dulu cuma 1/60 kan :)
(alm) bapak dulu juga gitu ngajarinnya. tiap motret kawinan di pelaminan pasti pake 1/60 terus dengan pentax analognya.

setelah bertahun tahun kemudian baca literaturnya baru "ngeh" kenapa dulu selalu 1/60 terus.

btw, thanks banget tips metering w/ flash nya nih mas widi. berguna banget buat saya


salam,
Teddy Widhi said…
flash analog jaman dulu saya jujur belum ngerti waktu itu synch flash pada kamera berapa maksimum kecepatannya, yang saya mengerti justru sejak jaman era digital saat ini.

Terimakasih sudah mampir mas.
Keren mas artikelnya, benar-benar detail sampe contoh2nya sekalian, saya jadi ngeh. Sebenarnya istilah ini sudah paham dari dulu. Dan waktu huntingpun sering melihat temen2 pake teknik ini, tapi saat melihat belum pernah ada hasil yg memuaskan. Namun setelah baca penjelasan mas Teddy saya jadi ngeh sekarang. Saya sidoarjo mas, di Surabaya dan sidoarjo sekitarnya pernah gak ya ada workshop atau hunting yang bahas khusus strobist.
Kalau ada, mau dong ikutan. Biar lebih mahir soal lighting utamanya strobist
Teddy Widhi said…
@ Mas Sugiharto Adhi : Terimakasih sudah mampir di blog saya, dan semoga bermanfaat.
Mengenai hunting dan workshop lumayan sering kok di surabaya & sidoarjo & sekitarnya. anda dapat gabung di KOPDAR (Komunitas Photographer Sidoarjo dan Sekitar), ini milisnya kop-dar@yahoogroups.com
Arie Honda said…
wah artikel yang bagus.. boleh copas ya mas.. buat koleksian.. maklum masih nubii
Teddy Widhi said…
@Buat apa sih ini blog : semoga bermanfaat
Anonymous said…
makasih sangat mas, saya jadi lebih ngerti soal main flash berkat artikel ini.. maklum newbie.. :) matur nuwun mas..
arthur said…
Thanx Mas, berguna banget infonya buat saya yg baru mau belajar nye-trobist :)
Teddy Widhi said…
@arthur : Terimakasih kembali, semoga bermanfaat mas Arthur.
Anonymous said…
terimakasih share ilmunya om, saya baru belajar dan sangat berguna :)
Teddy Widhi said…
Sama-sama mas. semoga bermanfaat
Unknown said…
thanks banget mas.. keren abis nih artikelnya
Teddy Widhi said…
@Defri: Terimakasih atas atensinya. semoga bermanfaat.
unggu_curhat said…
wahhh sangat berguna buat saya yang baru mulai belajar strobist, saya disurabaya jg mas, kapan2 bisa donk belajar bareng, kalo gk keberatan,minta alamat fb mas donk,,
Teddy Widhi said…
@ungu_curhat : sama-sama mas, semoga bermanfaat. di FB saya di teddy.widhi@gmail.com

Popular posts from this blog

Jenis Cat Tembok dan Ragam Jenis Brand

Apa itu Aperture atau Diafragma? (Part 1)

Karakteristik Cahaya menggunakan Flash Snoot