tag:blogger.com,1999:blog-4163632924322235311.post5919540131924685037..comments2023-10-01T21:33:34.425+07:00Comments on Teddy Widhi: Kontributor Linux dari Indonesia Masih SedikitTeddy Widhihttp://www.blogger.com/profile/18438364607018076514noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-4163632924322235311.post-18813043481789025492007-11-21T18:33:00.000+07:002007-11-21T18:33:00.000+07:00"Dilihat dari penggunaannya, Linux memang mulai ba..."Dilihat dari penggunaannya, Linux memang mulai banyak dipakai oleh kalangan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Universitas dan setara. Lagi-lagi mereka hanya end user alias pemakai saja."<BR/><BR/>Saya sependapat dgn Bung Teddy dgn argumen Bung di atas. Beberapa alasan kenapa masih banyak mahasiswa yg jadi "end user", al :<BR/>1. Kurikulum tempat mereka kuliah yg kurang mendukung gerakan FOSS (Free & Open Source Software). <BR/>2. Kurangnya dokumentasi software yg rapi dan lengkap.<BR/>3. Lingkungan kita yg sudah di-hegemoni oleh "Microshit Windows".<BR/>4. Kawan-kawan blom "ngeh" kalo "ngoprek GNU/Linux" itu sesuatu yg sangat "fun".<BR/><BR/>Waktu saya ikut kuliah tamu "Dr. Alexander Schatten" dari "Viena University of Technology-Austria" ttg "Trend of Open Source Software" yg diadakan di Teknik Elektro - Universitas Udayana, dia mengatakan bahwa <B>"Sebuah Universitas harus memiliki kelas khusus untuk Open Source".</B> Ouw...apakah kampus kita siap utk itu? Ato lebih enak di-"jajah" Microshit Windows? Sebuah pilihan susah mungkin bagi birokrat kampus..<BR/><BR/>Kalo saya pikir, mahasiswa sebagai "agent of change" punya peran penting utk memasyarakatkan linux dan me-linux-kan masyarakat. Kenapa?Mahasiswa bisa bergerak lebih leluasa utk gerakan FOSS. Bisa dimulai dari membentuk komunitas kecil di kampus yg konsen mempelajari ilmu per-linux-an. Lalu komunitas kecil ini mulai menularkan virus2 Linux ke mahasiswa lain atau ke dosen melalui promosi gila2an ttg keunggulan & kenikmatan Linux. Mungkin bisa menyebarkan sebuah tutorial2 Linux melalui "zine", sisipan majalah kampus atau majalah tembok di kampus (seperti yg dilakukan kawan2 Komunitas Software Merdeka Universitas Udayana-Bali).<BR/><BR/>Sebuah kesempatan emas kalo kawan2 mahasiswa ini menjadi Asisten Dosen. Mereka bisa membuat modul praktikum yg "Linux based". Sehingga mau tidak mau, peserta praktikum harus "nginstall" Linux kalo mau lulus praktikum. Dengan begitu, paling tidak mereka yg newbie akan belajar dan semoga juga menulis dokumentasi ttg apa yg mereka pelajari. Dgn begitu dokumentasi "hasil belajar sendiri" ini bisa diberikan ke kawan lain utk dipelajari dan dipraktekkan. Kalau sudah ada sharing begitu kan mereka sudah berkontribusi utk kemajuan dunia per-linux-an. Yg penting enjoy aja nge-jalaninnya. Kalo uda ada rasa enjoy, rangsangan utk ber-explorasi lebih jauh akan terjadi dengan sendirinya. Kalo menemukan kendala, bisa nanya2 di milis2 Linux. Dan kalo menemukan kasus seperti yg pernah dia alami, kemungkinan utk memberikan solusi pasti ada.<BR/><BR/>Phuff....panjang juga ya komennya? Sorry ya Bung kalo terlalu byk. Inget pesen di film Anti-Trust,<BR/><B>"Knowledge belong to the world"</B>.<BR/>So, jgn simpan sendiri ilmu yg kita punya....<BR/><BR/>Salam,<BR/>/ton_malaka<BR/>..::Keep'n Free Minded::..Unknownhttps://www.blogger.com/profile/16157497966339956740noreply@blogger.com